Libur Lebaran Ke Dieng

June 07, 2017


enakya jadi perantau itu waktu lebaran tiba, karena saat itu kami para perantau melakukan migrasi besar-besaran. migrasi tersebut biasa di sebut dengan MUDIK yap itulah tradisi unik yang di lakukan oleh orang indonesia.

tapi tradisi tersebut hanya ada setiap satu tahun sekali yaitu saat lebaran idul fitri sebenarnya bukan hanya libur lebaran saja orang-orang indonesia melakukan perjalanan masal saat liburan sekolah atau libur panjangpun sering di manfaatkan untuk berlibur bersama keluarga tapi liburan idul firi lebih identik dengan mudik daripada liburan sekolah atau libur panjang.

kebetulan saya tinggal di jakarta kota metropolitan ini sangat unik karena jumlah perantaunya lebih banyak dari penduduk aslinya. jika kalian ingin menikmati kota jakarta datanglah di saat libur panjang atau saat idul fitri tiba. karena saat itu kalian bisa menikmati kota jakarta dalam arti yang sesungguhnya kalian tidak perlu khawatir dengan kemacetan dan juga polusi udara karena semua itu tidak akan kalian rasakan.

karena di saat itu para perantau melakukan tradisi mudiknya dan sedikit demi sedikit dari mereka meninggalkan jakarta lalu di jakarta hanya tersisa penduduk aslinya yang tidak terlalu banyak.

itulah kenapa saya merekomendasikan kalian untuk mengunjungi jakarta di saat itu...

tapi sangat di sayangkan saya tidak bisa menikmati indahya kota jakarta tanpa macet dan polusi udarannya. karena untuk tahun ini saya juga mengikuti jejak rekan-rekan perantau lainnya yaitu mudik.

kebetulan kampung halaman saya masih satu pulau dengan jakarta lebih tepatnya di kebumen jawa tengah. dan kampung halaman saya juga tidak terlalu jauh dari tempat wisata yang saat ini sedang happening di media sosial yaitu dataran tinggi dieng.




karena saya ingin pamer foto dengan teman-teman saya yang ada di jakarta, maka saya putuskan untuk pergi ke tempat wisata tersebut. tapi saya pergi tidak sendirian saya mengikut sertakan keluarga besar saya.

jarang-jarang ngajak orang kampung jalan-jalan...

saya pergi rombongan sekitar 7 orang, karena saya tidak memiliki kendaraan pribadi maka saya harus menyewa mobil dan karena bugegnya tidak memadai mobil yang saya sewapun hanya mobil angkot dalam kota.

bagi traveler sejati kendaraan tidak terlalu penting yang terpenting adalah bagaimana kita bisa sampai di tujuan dengan selamat...

dataran tinggi dieng terletak di dua kabupaten yaitu wonosobo dan banjarnegara jawa tengah kami berangkat dari kebumen pukul 08:00 pagi dan menurut perkiraan sampai di wonosobo pukul 11:00 setelah beberapa jam perjalan akhirnya mobil kami memasuki daerah wonosobo dan kami langsung di sambut dengan kemacetan yang cukup panjang.

saya tidak terlau kaget dengan kemacetan ini karena itu sudah di prediksi sejak awal sebelum kami berangkat. karena tidak ada tempat wisata yang tidak macet apa lagi di pulau jawa yang sudah padat ini.

setelah beberapa jam mobil kami bergulat dengan kemacetan akhirnya kami tiba di pintu gerbang kawasan wisata dataran tinggi dieng. kami juga membeli tiket di tempat ini tiketnya sekitar RP15.000 perorang karena saya datangnya di hari libur maka tiketnya lebih mahal sedikit di bandingkan hari biasa.

setelah transaksi selesai kami melanjutkan perjalanan, kami pikir tempat wisatanya tidak terlalu jauh dari pintu masuknya tapi ternyata kita masih harus berjalan selama 45 menit.

lagi-lagi kami harus sabar...

tapi selama perjalanan mata kami di manjakan oleh pemandangan yang indah karena tempat wisatanya terdapat di dataran tinggi sudah pasti kita melewati pegunungan dan di kanan kiri jalan terdapat kebun sayuran. semakin tinggi kita naik pemandanagannyapun semakin indah.

tak terasa kamipun sudah sampai di kompleks wisata dataran tinggi dieng. banyak spot wisata disini tapi kami putuskan untuk mengunjungi kawah sikidang terlebih dahulu.


kawah sikidang adalah salah satu kawah aktif yang terdapat di dataran tinggi dieng kita bisa melihat kawahnya dari pinggirannya yang dibatsi oleh pagar. ada tradisi unik disini banyak orang-yang merebus telur di kawah ini proses merebusnya pun juga terbilang unik mereka memasukan telur tersebut ke plastik kresek dan mengikatkannya dengan tali di kayu atau bambu yang panjang jadi terlihat seperti orang yang sedang memancing.

setelah puas mengunjungi kawah sikidang lalu kami pindah spot ke lainya yang tidak kalah keren yaitu telaga warna. sesuai dengan namanya konon katanya telaga ini bisa berubah warna di waktu-waktu tertentu. berbeda dengan kawah sikidang yang tidak di pungut biaya untuk memasukinya alias gratis tapi untuk masuk ke telaga warna ini kita diharuskan membayar atau membeli tiket masuk sekitar RP 5.000.


sekarang aku tahu kenapa masuk ke telaga warna kita diharuskan untuk membayar teryata karena pemandangannya memang benar-benar indah ini terlalu indah untuk harga tiketnya yang cuma RP 5.000.

mungkin itulah sedikit pengalaman saya selama ngetrip bersama keluarga di dataran tinggi dieng mudah-mudahan pengalaman yang sedikit ini mampu memberikan gambaran bagi sobat yang belum pernah mengunjunginya dan ingin segera mengunjunginya.

You Might Also Like

0 comments